Pelayanan Perpustakaan Pada Masa Pandemi Covid-19 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Pelayanan
Perpustakaan Jarak Jauh secara Daring (Online)
Di masa pandemi Covid-19, dimana seluruh aktivitas pembelajaran
dilakukan secara jarak jauh menyebabkan mahasiswa, dosen dan sivitas akademika
lainnya di lembaga pendidikan tinggi sudah tidak dapat memanfaatkan koleksi
fisik yang ada di perpustakaan. Namun meski demikian mereka tetap memiliki hak
untuk memperoleh layanan perpustakaan beserta sumber informasi dan referensi
untuk membantu proses pembelajaran. Sebagaimana yang dituangkan dalam standar
Associaton of College and Research Libraries (ACRL) terkait pelayanan perpustakaan
jarak jauh bahwa perpustakaan perguruan tinggi harus dapat memenuhi informasi
dan kebutuhan penelitian bagi semua pengguna di mana pun mereka berada. (ACRL,
2006). Selain itu mereka harus tetap dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan
pustakawaan dan petugas perpustakaan terkait pemenuhan kebutuhan informasi
meski dilakukan secara daring (online). Dengan demikian perpustakaan perlu
menyusun dan menciptakan layanan agar informasi dan sumber referensi yang
dibutuhkan untuk dapat diakses dengan mudah dan murah oleh seluruh sivitas
akademika. Menyikapi hal tersebut, Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
telah merumuskan pelayanan selama masa pandemi Covid-19 sebagai berikut:
Penelusuran
dan Pemanfaatan Bahan Pustaka Elektronik
Informasi, koleksi dan sumber referensi merupakan salah satu sumber
daya utama yang dimiliki perpustakaan. Saat ini dengan kemajuan teknologi
informasi yang terus berkembang pesat, informasi dan koleksi tidak hanya
tersedia dalam bentuk printed (tercetak namun juga tersedia dalam berbagai
format (digital) untuk memudahkan pengguna mengakses dan memafaatkannya dengan
menggunakan berbagai perangkat elektronik. Association of College and Research
Libraries (ACRL) dalam standar pelayanan perpustakaan jarak jauh mengemukakan
bahwa lembaga perguruan tinggi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
pengguna yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh memiliki akses ke bahan
pustaka yang setara dengan yang disediakan di lingkungan kampus. Dengan
demikian, lembaga perpustakaan harus menyediakan akses langsung yang nyaman
terhadap bahan pustaka dalam format yang sesuai serta memiliki kualitas,
kedalaman, jumlah, cakupan, yang memadai dan terjangkau oleh semua dalam hal
(ACRL, 2016):
1.
Memenuhi semua kebutuhan mahasiswa dalam penyelesaian tugas
2.
Memperkaya program akademik;
3.
Memenuhi kebutuhan pengajaran dan penelitian;
4.
Mendukung kebutuhan kurikulum;
5.
Memfasilitasi perolehan keterampilan belajar seumur hidup;
6.
Mengakomodasi mahasiswa dengan berbagai tingkat akses teknologi (mis. bandwidth
rendah);
7.
Mengakomodasi kebutuhan informasi lain dari komunitas pembelajaran jarak jauh
yang sesuai.
Selanjutnya dikemukakan bahwa perpustakaan harus memastikan
penyediaan kebutuhan sumber daya elektronik dan cetak untuk memenuhi kebutuhan
pengguna ( (ACRL, 2016). Berkenaan dengan hal tersebut, Perpustakaan UIN Sunan
Gunung Djati Bandung telah melanggan sejumlah koleksi elektronik yang terdiri
dari e-journal dan e-book dari beberapa penerbit diantaranya Ebsco dan
Cambridge. Langganan ini berlangsung selama 1 (satu) tahun pada tahun 2017.
Meski belum diperpanjang lagi, sampai saat ini pengguna masih dapat mengakses
sejumlah koleksi elektronik yang telah dilanggan tersebut melalui website
perpustakaan (lib.uinsgd.ac.id), namun koleksi tersebut baru terbatas pada
subjek sosial dan humaniora. Sedangkan untuk subjek yang lain Perpustakaan UIN
Sunan Gunung Djati belum memiliki koleksi elektronik yang memadai untuk dapat
diakses oleh pengguna. Sumber referensi yang mencakup semua subjek masih
didominasi bahan pustaka fisik. Saat ini tercatat koleksi fisik Perpustakaan
UIN Sunan Gunung Djti Bandung berjumlah 51.171 judul, 104.619 eksemplar yang
terdiri dari koleksi sirkulasi, referensi, majalah, jurnal tercetak, dan
koleksi tandon.
Gambar
1. Jumlah judul dan eksemplar koleksi Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
Untuk
mengantisipasi keterbatasan koleksi eelktronik, Perpustakaan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung saat ini lebih menekankan pemanfaatan koleksi dan sumber-sumber
referensi elektronik yang dapat diakses secara gratis diantaranya koleksi
e-resources Perpustakaan Nasional RI, Koleksi Indonesia One Search (IOS),
Directory Open Access Journal (DOAJ) dan Directory Open Access Book (DOAB) dan
database lainnya yang dapat diakses secara terbuka (open access). Informasi
tersebut diharapkan dapat bermanfaat dalam mengatasi keterbatasan sumber
referensi dalam menunjang proses pembelajaran bagi mahasiswa terlebih lagi
dalam penyusunan/penulisan karya ilmiah, dan tugas akhir.
Layanan
Literasi informasi
Di era digital seperti sekarang ini, dengan berkembangnya sarana
teknologi komunikasi, masyarakat dengan mudah dapat mengakses berbagai ilmu
pengetahuan melalui media teknologi komunikasi. Semua kebutuhan informasi telah
tersedia untuk memenuhi berbagai kebutuhan termasuk dunia pendidikan, berbagai
informasi dan pengetahuan dapat dengan mudah diperoleh. Namun tidak semua
informasi dan pengetahuan tersebut dapat digunakan dan relevan dengan
kebutuhan. Disinilah diperlukan penguasaan literasi informasi untuk mengetahui
secara cermat kapan informasi dibutuhkan, bagaimana memilah informasi dan
bagaimana menggunakan informasi tersebut secara efektif.
Literasi informasi didefinisikan sebagai: The set of integrated abilities
encompassing the reflective discovery of information, the understanding of how
information is produced and valued, and the use of information in creating new
knowledge and participating ethically in communities of learning. ((ACRL) T.
A., 2015). Dengan menguasai literasi informasi manfaat yang diharapkan
diantaranya; membantu seseorang dalam mengambil keputusan, menjadi manusia
pembelajar sepanjang hayat dan membantu dalam penciptaan pengetahuan baru
(Dzulikram, 2013).
Ditengah pembatasan sosial seperti saat ini, literasi informasi
lebih ditekankan pada literasi digital yaitu pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku efektif yang digunakan untuk belajar, hidup, bekerja, berkomunikasi,
beradaptasi, dan bermain; dan untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan,
berbagi, dan membuat konten dalam jaringan dinamis teknologi informasi (ACRL,
2016). Literasi digital ini mencakup tiga kemampuan yaitu kompetensi
pemanfaatan teknologi, memaknai dan memahami konten digital serta menilai
kredibilitasnya juga bagaimana membuat, meneliti dan mengkomunikasikan dengan
alat yang tepat (Sense, 2009). Di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini,
penguasaan literasi digital menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan
dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi. Oleh karena itu disamping
memenuhi berbagai kebutuhan informasi, pengajaran, dan menyediakan akses
informasi, perpustakaan berperan dalam membimbing pengguna untuk dapat
memperoleh pengetahuan, keterampilan, untuk digunakan dalam pembelajaran
melalui media teknologi informasi. Perpustakaan perlu merancang kurikulum dan
pelatihan-pelatihan literasi ini kepada mahasiswa secara terstruktur sejalan
dengan kebutuhan pembelajaran di perguruan tinggi sejak mahasiswa menginjak
bangku perkuliahan, sampai dengan penulisan tugas akhir, bahkan hingga
mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja.
Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah melaksanakan
program literasi informasi bagi mahasiswa baru. Program literasi berupa
pengenalan layanan perpustakaan dan layanan penelusuran dan pemanfaatan bahan
pustaka dan referensi secara umum untuk menunjang pembelajaran. Program
pengenalan layanan perpustakaan telah dilakukan sejak tahun 2017 hingga tahun
2019 yang dilakukan secara klasikal. Jumlah kelas ditentukan berdasarkan
fakultas dan prodi yang ada. Petugas yang menyampaikan materi pengenalan
pelayanan perpustakaan ini adalah seluruh pustakawan. Sementara itu program
literasi informasi lanjutan yang merupakan pelatihan mengenai keterampilan
penelusuran informasi elektronik terutama bagi mahasiswa tingkat akhir pernah
dilaksanakan pada tahun 2017 sebanyak 2 sesi pertemuan. Pada tahun 2018 sampai
sekarang program ini belum dilaksanakan kembali disebabkan terbatasnya SDM
perpustakaan.
Gambar
2 . Jumlah Sesi Literasi Informasi Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tahun 207-2019
Terkait masa Pandemi Covid-19, peningkatan pelayanan literasi
digital penting untuk dilakukan, mengingat saat ini koleksi elektronik menjadi
sumber yang paling diandalkan bagi mahasiswa. Meski demikian, Perpustakaan UIN
Sunan Gunung Djati Bandung belum merancang sesi pelatihan digital khusus bagi
mahasiswa. Sementara ini perpustakaan baru menyusun beberapa panduan
penelusuran sumber referensi bagi pengguna. Ditambah lagi saat ini Perpustakaan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah memiliki repositori yang telah menghimpun
berbagai karya ilmiah sivitas akademika dan dapat diakses di alamat:
digilib.uinsgd.ac.id. Repositori ini diharapkan menjadi salah satu sumber
referensi utama yang mudah dan murah untuk diakses dan dimanfaatkan oleh
seluruh sivitas akademika (mahasiswa dan dosen). Saat ini jumlah karya ilmiah
yang terhimpun di repositori UIN Sunan Gunung Djati Bandung berjumlah 16.374
karya ilmiah yang terdiri dari tugas akhir mahasiswa dan karya ilmiah dosen
berupa buku, artikel jurnal, proseeding, makalah seminar dan worshop, dan modul
perkuliahan yang semuanya disajikan secara terbuka dan full text (Digital
Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020).
Gambar
3. Statistik Pemanfaatan Repositori UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Berdasarkan data statistik diatas, meskipun pemanfaatan repositori
ini belum disosialisasikan secara menyeluruh kepada mahasiswa, namun
pemanfaatan repositori sejak Januari sampai April 2020 menunjukkan peningkatan.
Jumlah karya ilmiah yang diunduh oleh mahasiswa berjumlah 3.522.632 kali dan
meningkat setiap bulannya seiring dengan bertambahnya jumlah karya ilmiah yang
diunggah. Perpustakaan telah mensosialisasikan panduan untuk mengunggah dan
memanfaatkan karya ilmiah di repositori kepada sivitas akademika dengan harapan
pemanfaatan repositori ini dapat lebih optimal lagi. Selain itu program
pelatihan khusus yang belum terselenggara khususnya di masa pandemi Covid-19
ini perlu diupayakan agar mahasiswa dapat lebih banyak mengakses dan
memanfaatkan sumber referensi untuk menunjang proses pembelajaran..
Continuing
Professional Development
Pengembangan profesi berkelanjutan (Continuing Professional
Development) bagi SDM perpustakaan terutama pustakawan perguruan tinggi merupakan
salah satu upaya penting dalam menyelaraskan pelayanan dengan kebutuhan
pengguna yang terus berkembang. Pengembangan profesi berkelanjutan (Continuing
Professional Development) diartikan sebagai upaya untuk dapat melihat kekuatan
dan kelemahan seseorang berdasarkan keterampilan yang telah dimiliki untuk
kemudian merencanakan keterampilan apa saja yang ingin dikembangkan (Brine,
2004). Sedangkan tujuan dari pengembangan SDM perpustakaan adalah dalam rangka
memastikan perpustakaan perguruan tinggi memiliki serangkaian keretampilan
(skill) yang dibutuhkan untuk memajukan perpustakaan ditengah lingkungan yang
serba dinamis (Mossop, 2013).
Dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No 43 tahun 2007 tentang
perpustakaan yang pada salah satu butirnya menyatakan bahwa “Pemerintah
berkewajiban membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas pustakawan
dan tenaga teknis perpustakaan. Selanjutnya pada pasal 33 ayat 1 Undang-Undang
no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan menyebutkan bahwa: Pendidikan untuk
pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan merupakan tanggung jawab
penyelenggara perpustakaan. Pada ayat 2 disebutkan bahwa: “Pendidikan untuk
pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan yang dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui pendidikan formal dan non formal” Berdasarkan
Undang-Undang tersebut maka pendidikan dan pengembangan bagi SDM yang terdiri
dari pustakawan dan tenaga teknis
perpustakaan perlu terus dilakukan dan dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi
dan konsidi yang dibutuhkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam kondisi apapun pengembangan
SDM tetap dapat dilakukan terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Pustakawan
dan tenaga teknis perpustakaan perlu cepat beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi serta dituntut untuk kreatif menciptakan dan merumuskan pelayanan yang
sesuai dalam kondisi yang serba terbatas. Dalam standar pelayanan perpustakaan
jarak jauh ACRL mengemukakan bahwa pustakawan dan SDM perpustakaan dimasa
pembatasan sosial ini diharapkan dapat (ACRL, 2016);
1.
Menyiapkan atau merevisi kebijakan pengembangan koleksi dan akuisisi sesuai
kebutuhan;
2.
Memastikan penyediaan kebutuhan sumber daya elektronik dan cetak;
3.
Mengembangkan metode untuk mengirimkan bahan dan layanan perpustakaan kepada
pengguna;
4.
Memastikan bahwa layanan yang diperlukan dan telah diidentifikasi dalam proses
perencanaan diberikan kepada pengguna;
5.
Mempromosikan layanan perpustakaan kepada pengguna
Saat ini program pelatihan dan pertemuan ilmiah bagi pengembangan
profesi pustakawan dapat dilakukan secara daring (online). Dengan matode ini
pustakawan dapat menggunakan aplikasi dan platforn yang banyak tersedia dan
dapat dimanfaatkan melalui berbagai media komunikasi seperti laptop dan
handphone sebagai sarana pertemuan ilmiah yang mudah dan murah. Sebagai pemeran
utama layanan perpustakaan perguruan tinggi, pustakawan tentu harus sudah
terbiasa menggunakan berbagai platform tersebut untuk digunakan dalam rangka
berbagi dan memperoleh ilmu pengetahuan seperti lokakarya, workshop online dan
webinar. Platform seperti ini sudah banyak tersedia seperti Skype, Zoom yang
semuanya terhubung melalui jaringan internet dan sangat relevan digunakan dalam
proses pembelajaran dan peningkatan kualitas profesi pustakawan. Selain
workshop dan webinar, banyak hal lain yang bisa dilakukan oleh pustakawan
diantaranya diskusi online yang sangat bermanfaat dalam memberikan maupun
memperoleh informasi seputar layanan perpustakaan.
Meskipun belum seluruh pustakawan dan tenaga teknis Perpustakaan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung dapat memanfaatkan sarana pertemuan daring
(online) disebabkan keterbatasan sarana dan prasarana, penyebaran informasi
mengenai berbagai pelatihan maupun workshop online terus disampaikan untuk
mendorong mereka agar dapat menerima dan berbagi ilmu pengetahuan. Beberapa
pustakawan UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah memanfaatkan kondisi pandemi
Covid-19 ini dengan mengikuti workshop dan webinar tentang perpustakaan dan
kepustakawanan yang diselenggarakan oleh asosiasi perpustakaan dan pustakawan perguruan
tinggi baik dalam skala wilayah maupun skala nasional. Keikutsertaan pustakawan
dalam kegiatan pengembangan profesi diharapkan dapat memotivasi diri untuk
mengembangkan program serupa di lingkungan internal UIN Sunan Gunung Djati
Bandung dan diharapkan dapat diikuti oleh seluruh SDM perpustakaan.